14 March 2009

Kembali Ke Zaman Primitif?

Belakangan ini kita sangat sering melihat orang-orang berpakaian sangat minim dan ketat. Pakaian seperti itu tidak hanya dikenakan oleh sebagian besar remaja, namun juga orang tua, bahkan nenek-nenek. Parahnya, pakaian yang selayaknya dikenakan sebagai pakaian dalam atau setidaknya di dalam rumah, oleh kebanyakan orang dipakai di luar rumah.
Salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah banyaknya stasiun televisi yang menayangkan film luar negeri maupun lokal dengan aktris-aktris yang berpakaian seksi, lebih tepatnya disebut pakaian yang terbuka.
Usia remaja adalah usia yang paling rentan untuk mengikuti tren. Mereka berpikir apa yang sedang booming, itulah yang harus mereka lakukan. Terlalu seringnya mereka melihat aktris di televisi yang berpakaian minim itu membuat mereka merasa cara berpakaian seperti ini adalah hal yang lazim, sehingga boleh saja dilakukan bahkan ditiru pun tidak masalah.
Pola berpikir seperti ini pun juga sudah meracuni berbagai kalangan, sehingga mereka tidak lagi merasa risih apabila melihat orang dengan pakaian yang super pendek dan ketat berseliweran di tempat-tempat umum seperti di jalan raya, mall, bahkan di sekolah, pasar, serta tempat-tempat umum lainnya.
Disadari atau tidak, cara berpakaian seperti ini sudah banyak diterapkan masyarakat. Salah satu contohnya, bila kita pergi ke sebuah mall atau pusat perbelanjaan. Lihat saja pakaian para pramuniaga pusat perbelanjaan tersebut. Kebanyakan dari mereka mengenakan rok mini yang pendeknya di atas lutut. Tidak hanya pramuniaganya saja, pengunjungnya pun masih banyak yang memakai pakaian ‘kekurangan bahan’ seperti itu, khususnya remaja. Mereka merasa lebih PD (Percaya Diri), lebih gaul dan menarik apabila mengenakan hot pants (celana pendek di atas lutut).
Tak perlu jauh-jauh mengambil contoh untuk gaya berpakaian yang ketat. Di sekolah saja, tidak sedikit siswi yang mengecilkan ukuran bajunya agar terlihat 'montok' dan menarik kaum adam. Meskipun awalnya mereka tidak berniat begitu, tetapi mereka akan merasa tidak nyaman bila tidak mengecilkan pakaian hingga benar-benar pas dengan ukuran tubuh.
Melihat kondisi ini, seharusnya kita merasa miris menghadapi kenyataan bangsa kita yang tidak dapat mempertahankan tradisinya. Malah mengadopsi budaya barat yang sangat tidak cocok diterapkan di dunia timur. Akankah bangsa kita kembali ke zaman primitif?


Teks di atas termasuk dalam TAJUK RENCANA atau bahasa kerennya EDITORIAL.. Karangan di atas aku tulis waktu ada tugas Bahasa Indonesia, disuruh bikin tajuk rencana gitu deh.... Ternyata cuma dapet nilai B+,, coz ada yang kata-katanya kurang efektif.. Tapi teks yang ku posting udah dengan pengubahan..