08 February 2009

Menyikapi Konflik Israel-Palestina

Saat ini konflik Israel-Palestina masih hangat-hangatnya diperdebatkan. Berbagai media tampaknya berlomba dalam memberikan ‘the hottest news’. Lalu, bagaimana sepatutnya kaum muslimin menghadapi masalah ini..??..
Sebelumnya, saya kurang setuju bila kita menyebut “Israel”. Saya sarankan kita (kaum muslimin) menggunakan istilah yang lebih tepat, yaitu Yahudi. Karena Israel adalah nama sebutan Nabiyullah Ya’qub.
Pengamatan saya sejak saya mulai beranjak dewasa dan mampu berpikir rasional, konflik-konflik seperti ini seringkali menyulut kemarahan beberapa golongan. Hal yang wajar memang bila kita marah saat menghadapi situasi seperti sekarang ini contohnya.
Sekarang bukan waktunya untuk berdebat ‘salah siapa?’. Juga bukan waktunya untuk saling menyalahkan dan tersulut oleh isu-isu yang bertujuan memprovokasi. Yang penting sekarang kita harus sabar dan jangan gegabah dalam bertindak.
Sepanjang ini saya melihat bagaimana kaum muslimin menghadapi kasus seperti konflik Yahudi-Palestina. Kebanyakan mereka menanggapi secara emosional. Ini memang lazim karena mungkin kaum muslimin tidak rela saudara seimannya dianiaya, didzalimi oleh Yahudi. Namun sekali lagi, kita tidak boleh gegabah.
Jihad itu diperbolehkan dalam Islam. Namun, untuk berjihad juga kita harus memenuhi syarat jihad, yaitu berjihad bersama pemerintah dan memiliki dua kekuatan. Kekuatan yang pertama dan utama adalah kekuatan iman. Kemudian setelah itu kekuatan fisik dan sarana. Bila kita dalam keadaan lemah, maka sebaiknya kita tidak usah menyerang. Karena ini dapat menyakiti diri kita sendiri.
Saya pernah mengamati sebuah forum yang disitu ada 'perdebatan panas' tentang konflik Palestina vs Yahudi. Disana tampak sekali komentar-komentar emosionil yang dilontarkan oleh dua golongan yang bertentangan. Sulit memang untuk meredam emosi kita, karena masalah konflik Palestina-Yahudi ini tidak hanya menyangkut masalah teritorial, namun juga menyangkut masalah agama.
Namun, kita semestinya sadar bagaimana keadaan umat muslim sekarang ini. Kaum muslimin sedang terpecah belah menjadi sekian golongan yang saling menyalahkan satu sama lain hanya karena berbeda golongan (bukan karena perbedaan manhaj). Kondisi ini tentu saja memperlihatkan bahwa kita masih dalam keadaan lemah, tercerai-berai, belum bersatu. Seperti yang sudah saya katakan di atas, dalam keadaan seperti ini seharusnya kita jangan menyerang, lebih baik ambil jalan damai.
Mengambil jalan damai bukan berarti kita "kalah sebelum bertanding". Karena keadaan inilah yang justru akan mendatangkan manfaat bagi kita. Apabila kita menyerang pada saat kita dalam keadaan lemah, hal ini akan mendatangkan kemudharatan bagi kita.



Semoga postingan ini bisa bermanfaat buat teman-teman yang udah rela meluangkan waktu buat membacanya.. Teks ini ku-posting sekaligus buat menjawab pertanyaan diskusi di kelas kemarin.. Makasih juga buat yang udah mampir ke blog-ku..