14 January 2009

Gorengan Pemicu Kanker

Hampir setiap orang menyukai makanan gorengan, seperti kentang, pisang, ubi, tempe, dan tahu goreng. Makanan jajanan ini makin sedap rasanya jika dikonsumsi saat masih dalam keadaan panas. Menemukannya pun amat gampang, mulai dari pinggir jalan hingga mal. Itu sebabnya kita kerap membawanya ke rumah, sebagai makanan ringan di sore hari, sambil minum kopi atau teh manis.
Namun, kebiasaan menyantap makanan gorengan untuk sementara waktu harus kita kurangi atau paling tidak perlu diwaspadai. Sebab, kebiasaan ini mengandung risiko buruk bagi kesehatan. Kentang goreng mengandung senyawa akrilamida yang amat tinggi, yakni 2.500 mikrogram pada suhu penggorengan 220 derajat Celcius. Dengan kandungan sebesar ini kita patut waspada! Sebab, jika setiap hari menyantap akrilamida, lama-kelamaan di dalam tubuh akan terjadi penimbunan senyawa yang menimbulkan kanker.
Hal ini disampaikan Posman Sibuea, Kandidat Doktor Ilmu Pangan di Universitas Gadjah Mada, yang dikutip dari Kompas. Disebutkan makanan yang digoreng atau populer disebut gorengan ternyata bukan hanya meningkatkan kadar kolesterol darah serta menyebabkan terjadinya peningkatan risiko terkena penyakit jantung koroner.
”Makanan gorengan juga menghasilkan zat pemicu kanker (karsinogenik) yang bernama akrilamida,” ungkapnya.
Di kuatkan oleh penelitian Eden Tareke dkk., peneliti dari jurusan kimia lingkungan Universitas Stockholm, Swedia, memaparkan hasil penelitiannya bertajuk Ananlysis of Aclyramide, a Carsinogen Formed in Heated Foodstuffs yang dimuat di majalah ilmiah Agricurtural and Food Chemistry edisi Juli 2002. masyarakat dunia pun gempar dibuatnya.
Hasil penelitian yang didanai Dewan Riset Swedia untuk lingkungan dan ilmu pertanian ini menunjukkan bahwa makanan yang kaya karbohidrat, seperti kentang yang mengalami penggorengan, dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) bernama akrilamida.
Eden Tareke menjelaskan bahwa hadirnya senyawa akrilamida pada makanan gorengan dipicu oleh proses penggorengan itu sendiri. Penggorengan dengan suhu yang relatif tinggi, sekitar 190 derajat Celcius (seperti lazimnya suhu penggorengan yang menggunakan minyak), dapat menyebabkan senyawa karbohidrat pada kentang terurai atau lepas. Sebagian karbohidrat yang terlepas kemudian ditangkap atau bereaksi dengan asam amino, senyawa penyusun protein, sehingga terbentuklah akrilamida.
Hampir 100 jenis makanan gorengan yang lazim disantap manusia di jagad raya ini, antara lain roti-rotian, biskuit, ikan, hingga daging. Dinyatakan positif mengandung akrilamida. Makanan gorengan yang menjadi andalan restoran cepat saji (fast food) seperti keripik kentang (potato chip) dan kentang goreng (french fries) disebut-sebut sebagai yang paling buruk karena kandungan akrilamidanya lebih banyak.
Lalu, patutkah kita menjadi panik dengan informasi yang membuat heboh ini, sehingga memantang segala jenis makanan gorengan, khususnya keripik kentang dan kentang goreng?


Disadur dari ”Banjarmasin Post”
Edisi Jum’at, 19 November 2004

0 comments:

Post a Comment